BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia
pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala usaha yang
dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan
belajar. Masalah belajar yang terjadi dikalangan murid sering kali terjadi
dan menghambat kelancaran proses belajar siswa.
Kondisi
tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa
kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami
oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa
murid-murid yang pandai atau cerdas.
Dalam perjalanan hidup manusia , setelah melalui
masa perkawinan memiliki anak yang sehat secara fisik dan psikologis menjadi
harapan berikutnya. Namun tidak semua harapan manusia bisa menjadi kenyataan.
Sebagian kecil orang tua memiliki anak yang sejak kecil telah memiliki
kelainan. Kelainan bawaan samacam itu bisa terjadi karena selama masa kehamilan
kondisi kesehatan ibu secara fisik dan atau psikologis kurang terjaga, sehingga
mengganggu dan menghambat perkembangan janin dalam perut ibu. Penyebab lain
seringkali juga tidak diketahui dengan pasti, sehingga terjadi diluar jangkauan
kemampuan manusia untuk mencegahnya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka
rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya masalah belajar ?
2. Apa penyebab kelainan pada anak berkebutuhan khusus ?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan
rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya masalah
belajar
2. Untuk mengetahui penyebab kelaianan pada anakberkebutuhan khusus
BAB II
PEMBAHASAN
1. Faktor – Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Belajar
Pada dasarnya masalah belajar yang dialami oleh peserta didik dapat terjadi
oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan atas :
a. Faktor – Faktor yang Bersumber dari Murid Itu Sendiri
·
Tingkat kecerdasan
rendah
Taraf kecerdasan atau kemampuan dasar merupakan salah satu factor penentu
keberhasilan belajar. Kemampuan dasar yang tinggi pada seseorang anak
memungkinkannya dapat menggunakan pikirannya untuk belajar dan memecahkan
persoalan baru dengan tepat, cepat, dan berhasil. Sebaliknya, tingkat kemampuan
dasar yang rendah dapat mengakibatkan murid mengalami kesulitan dalam belajar.
·
Kesehatan sering
terganggu
Belajar tidak hanya melibatkan pikiran, tetapi juga jasmaniah. Badan yang
sering sakit – sakitan, kurang gizi dan tidak berdaya, dapat membuat seseorang
tidak berdaya, tidak bersemangat dan tidak memiliki kemampuan dalam belajar
yang mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak dapat mencapai hasil belajar
seperti yang diharapkan.
·
Alat penglihatan dan
pendengaran kurang berfungsi dengan baik
Penglihatan dan pendengaran merupakan alat indera yang terpenting untuk
belajar. Apabila mekanisme mata atau telinga kurang berfungsi, maka tanggapan
yang disampaikan dari dunia luar tidak mungkin dapat diterima dengan baik dan
murid tidak dapat menerima dan memahami bahan – bahan pelajaran, baik yang
disampaikan langsung oleh guru maupun buku – buku bacaan.
·
Gangguan alat
perseptual
Setelah sesuatu pesan yang diterima oleh mata dan telinga, langkah
berikutnya dalam proses belajar adalah mengirimkan pesan itu ke otak, sehingga
pesan itu dapat ditafsirkan. Langkah ini disebut persepsi (Koestoer P. dan A.
Hadisaputro, 1978). Apanya sebenarnya yang terjadi dalam persepsi adalah proses
pengelohan tanggapan baru (yang diterima melalui indera) dengan pertolongan ini
akan menghasilkan dan memberikan arti atau makna tertentu kepada tanggapan yang
diterima. Namun, persepsi itu bias juga salah apabila ada gangguan – gangguan
pada alat perceptual.
·
Tidak menguasai cara –
cara belajar yang baik
Ternyata terdapat hubungan yang berarti antara cara – cara belajar yang
diterapkan dengan hasil belajar yang dicapai. Ini berarti bahwa murid yang cara
– cara belajarnya lebih baik cenderung memperoleh hasil yang lebih baik pula,
dan demikian juga sebaliknya.
b. Faktor – Faktor yang Bersumber dari Lingkungan Keluarga
·
Kemampuan ekonomi orang
tua kurang memadai
Hasil belajar yang baik tidak hanya diperoleh dengan mengandalkan
keterangan yang diberikan oleh guru namun juga membutuhkan alat – alat yang
memadai. Sebagian alat pelajaran tersebut harus disediakan sendiri oleh murid –
murid yang bersangkutan. Bagi orang tua yang ekonominya kurang memadai tentu
tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya secara memuaskan yang akhirnya murid
yang bersangkutan akan menanggung risiko – risiko yang tidak diharapkan.
·
Anak kurang mendapat
perhatian dan pengawasan dari orang tuanya
Terdapat orang tua yang beranggap bahwa tugas mendidik hanya tugas sekolah
saja. Oleh karena itu, para orang tua yang seperti ini selalu sibuk dengan
pekerjaan mereka untuk mendapatkan uang sebanyak – banyaknya. Mereka tidak
memiliki waktu untuk memperhatikan dan mengawasi anak – anaknya belajar
dan/atau bermain.
·
Harapan orang tua
terlalu tinggi terhadap anak
Harapan orang tua yang terlalu tinggi membuat mereka memaksa anak – anaknya
untuk selalu rajin belajar dan memperoleh nilai tinggi tanpa mempertimbangkan
kemampuan yang mereka miliki. Bagi murid yang tidak memiliki kemampuan seperti
itu akan menganggap tuga dan harapan itu sebagai suatu siksaan dan pada akhirnya
menimbulkan putus asa dan tak acuh
·
Orang tua pilih kasih
terhadap baik
Keadaan anak dalam suatu keluarga tidak selalu sama. Ada orang tua yang
menolak anak yang keadaannya tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.
Penolakan tersebut tidak dinyatakan secara langsung namun ditampilkan dalam
bentuk perlakuan tertentu. Misalnya dengan melebih-lebihkan anak yang mereka
anggap memenuhi harapan mereka dan mengabaikan anak yang tidak mereka harapkan.
·
Hubungan keluarga tidak
harmonis
Orang tua merupakan tumpuan harapan anak – anak. Mereka mengharapkan
pendidikan, kasih sayang dari orang tua agar dapat tumbuh dan berkembang
menjadi manusia dewasa. Apabila di dalam keluarga tidak terdapat hubungan yang
harmonis maka anak akan merasa tidak aman dan tidak dapat memusatkan
perhatiannya dalam belajar. Hal ini terjadi karena proses belajar belajar
memang menuntut adanya ketenangan dan ketentraman di rumah.
c. Faktor – Faktor yang Bersumber dari Lingungan Sekolah dan Masyarakat
Kondisi – kondisi sekolah yang dapat menimbulkan masalah pada muris antara
lain adalah kurikulum kurang sesuai, guru kurang menguasai bahan pelajaran,
metode mengajar kurang sesuai, alat – alat dan media pengajaran kurang memadai.
2. Penyebab Kelainan pada Anak Berkebutuhan
Khusus
Banyak faktor penyebab terjadinya anak berkebutuhan khusus menjadi
tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan lain-lain. Banyak para
pakar telah mendapatkan faktor-faktor penyebab terjadinya hambatan/kelainan
sehingga dapat di bagi menjadi tiga fase yaitu: masa pre natal, natal dan post
natal.
a. Peristiwa Pre natal ( sebelum kelahiran )
Ketunaan yang terjadi pada anak ABK yang terjadi sebelum masa kelahiran
dapat disebabkan antara lain oleh hal-hal sebagai berikut.
1. Karena Penyakit.
Berbagai penyakit
khusus ditengarai dapat menyebabkan kelainan pada janin yang masih berada dalam
kandungan ibu diantaranya adalah
·
Virus Liptospirosis, virus ini bersumber
dari air kencing tikus, yang masuk ke tubuh ibu yang
sedang hamil. Jika virus ini merembet
pada janin yang sedang dikandungnya melalui placenta maka ada kemungkinan anak
mengalami kelainan.
·
Virus maternal rubella atau dalam dunia awam disebut dengan morbili
atau campak Jerman. Virus retrolanta Fibroplasia (RLF) yang
menyerang ibu yang sedang hamil dan janin yang dikandungnya. Penyakit
ini merusak jaringan kulit sampai mengenai persyarafan disertai demam tinggi
dalam waktu lama, sehingga menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin,
sehingga kemungkinan akan timbul kecacatan pada bayi yang lahir.
·
Penggunaan obat-obatan
kontrasepsi yang salah pemakaian, dan tidak dengan petunjuk ahlinya, dapat
pula mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat,
sehinggatidak berkembang secara wajar.
·
Keracunan darah (Toxaenia)
pada ibu-ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan janin tidak
dapat memperoleh oksigen secara maksimal, sehingga mempengaruhi
pertumbuhan syaraf-syaraf di otak yang dapat
menyebabkan gangguan pada sistem syaraf dan ketunaan pada bayi.
·
Penyakit menahun
seperti TBC dapat mengakibatkan kalainan pada metabolisme ibu, kondidi ini
dapat merusak sel-sel darah tertentu selama pertumbuhan janin dalam
kandungan, dan pada gilirannya akan menyebabkan ketunaan pada aspek tertentu.
·
Infeksi karena penyakit
kotor ( penyakit kelamin /sipilis yang diderita ayah atau ibu sehingga
mempengaruhi terhadap janin sewaktu ibu mengandung), toxoplasmosis( dari virus
binatang seperti bulu kucing ), trachoma dan tumor. Tumor dapat terjadi pada
otak yang berhubungan dengan indera penglihatan akibatnya kerusakan pada bola
mata , dan pendengaran akibatnya kerusakan pada selaput gendang telinga.
·
Kekurangan vitamin atau
kelebihan zat besi /timbel sehingga ibu keracunan yang mengakibatkan kelainan
pada janin yang menyebabkan gangguan pada mata. Juga kerusakan pada otak
sehingga menyebabkan terganggu fungsi berfikirnya atau verbal komunikasi,
kerusakan pada organ telinga sehingga hilangnya fungsi pendengaran.
2. Penyebab Lain
·
Faktor rhesus
(Rh) anoxia prenatal, kekurangan oksigen pada calon bayi di kandungan
yang terjadi karena ada gangguan/infeksi pada placenta
·
Percobaan abortus yang
gagal, sehingga janin yang dikandungnya tidak dapat berkembang secara wajar.
·
Terjadinya perdarahan
pada saat ibu hamil dikarenakan kecelakaan / jatuh atau kelainan pada kandungan
yang mengakibatkan kerusakan pada otak atau organ lainnya.
·
Terjadi kelahiran muda
( premature ) atau bayi lahir kurang waktu, bayi yang lahir sebelum waktunya,
sering meninbulkan ketunaan karena ada perkembangan janin yang mungkin belum
semprna.
·
Karena faktor
keturunan. Hal ini pada umumnya terjadi dari hasil perkawinan bersaudara
sesama tunanetra,tuna rungu ataupun yang lainnya, atau mempunyai Pengalaman traumatic yang menimpa
pada ibu yang sedang hamil sehingga jiwanya menjadi goncang, tertekan yang
secara langsung dapat berimbas pada bayi dalam perut, orangtua yang cacat.Contohnya: akibat tunanetra faktor dari
penyakit pada retina yang umumnya merupakan keturunan ( Retinitis
Pigmentosa ), Penyakit ini sedikit demi sedikit menyebabkan mundur
atau memburuknya retina. Gejala pertama biasanya sukar melihat di malam hari,
diikuti dengan hilangnya penglihatan periferal, dan sedikit saja penglihatan
pusat yang tertinggal.
·
Beberapa pakar
menyebutkan bahwa kecacatan disebabkan akibat penggunaan sinar X pada waktu ibu
hamil muda mengakibatkan kerusakan pada organ telinga. Banyak bayi
dilahirkan dengan kondisi kepala kecil Microcepalic, cacat mental,
cacat mata, cacat anggota badan, dan celah langit-langit.Bukti yang sangat
menyakinkan bahwa radiasi menimbulkan cacat pada bayi dengan menaiknya frekuensi
cacat pada microcepalic dan cacat mental pada peristiwa meledaknya bom atom di
Hirosima.
b. Natal ( terjadi saat kelahiran )
Proses kelahiran hanya
terjadi beberapa saat, namun penanganan yang tidak tepat pada saat proses
kelahiran, dapat membawa dampak yang cukup menentukan dalam perkembangan
anak. Pada proses melahirkan berbagai resiko yang akan dialami
oleh seorang ibu maupun bayinya. Resiko tersebut bisa mengancam keselamatan
jiwanya, maupun untuk bayi. Misalnya pada waktu melahirkan, proses
melahirkan sangat sulit sehingga harus menggunakan peralatan yang digunakan
untuk membantu agar anak dapat lahir. Biasanya peralatan yang digunakan untuk
membantu melahirkan seperti vacuum yang dapat menarik kepala anak sehingga anak
bisa keluar dari rahim ibu. Dari alat tersebut kepala tertarik sehingga
mengakibatkan kerusakan fisik pada kepala, otak, dan sistem saraf pusat dapat
menyebabkan keterbelakangan mental.
c. Post Natal
Berbagai peristiwa yang
dialami anak dalam kehidupannya seringkali dapat mengakibatkan seseorang
kehilangan salah satu fungsi organ tubuh atau fungsi otot, dan syaraf. Bahkan
dapat pula kehilangan organ itu sendiri. Penyebab ketunaan yang terjadi setelah
kelahiran diantaranya adalah :
·
Seorang anak pada usia
2 tahun menderita penyakit panas sampai satu minggu tidak turun suhu badannya ,
si ibu tidak segera memeriksakan ke dokter sehingga terjadi luka-luka dan
infeksi pada telinga anaknya. Setelah mengetahui bahwa pada telinganya terjadi
pembengkakan yang diakibatkan karena luka tusukan benda kecil, yang tidak
diketahui sebelumnya. Beberapa hari kemudian dari telinga anak tersebut
terdapat cairan yang mengeluarkan bau tidak sedap. Sehingga akibatnya organ
telinga luar ( membrana tympani / gendang telinga rusak ) pada masa
kanak-kanak.
·
Penyakit radang selaput
otak (meningitis) dan radang otak (Enchepalitis) yang
diakibatkan karena penyakit yang diderita pada masa kanak-kanak misalnya radang
selaput otak akibat radiasi seperti infeksi pada selaput otak, radang otak,
infeksi pada organ telinga pada kasus diatas atau akibat kecelakaan yang
mengakibatkan kerusakan fungsi pendengaran, fungsi organ tubuh yag lainnya.,
yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak menjadi
terganggu. Berbagai penyakit yang diderita pada masa kanak-kanak
dapat menyebabkan Anak Berkebutuhan Khusus.
·
Terjadi incident
(kecelakaan) yang melukai kepala dan menekan otak bagian dalam sehingga keadaan
otak menjadi terganggu. Traumatik disebabkan oleh pukulan ,tusukan, benturan
benda yang mengakibatkan organ tubuh menjadi tidak berfungsi, atau operasi
tulang temporal pada telinga, kerusakan tulang-tulang pendengaran yang
mengakibatan anak menjadi tuli atau goncangan keras pada kepala dapat
menyebabkan kerusakan otak sehingga menjadi anak terbelakang mental.
·
Kekurangan gizi /vitamin
pada usia balita sehingga perkembangan dan pertumbuhan organ tubuh ( otak,
telinga, dan bagian tubuh yang lain) akan terhambat sehingga mengakibatkan
kelainan .
·
Diabetes
Melitus. Jenis penyakit ini termasuk penyakit berat menahun yang mengenai
selurh bagian tubuh manusia melalui pembuluh darah, akibat tertimbunnya gula
darah dalam tubuh.Penyakit ini dapat berkomplikasi bersamaan dengan munculnya
penyakit lain, pada organ mata dapat menyebabkan penyakit berupa retinopathia dan cataracta.Sehingga
penderita diabetes mengakibatkan kerusakan pada lensa mata mengakibatkan
gangguan penglihatan atau berpengaruh terhadap kebutaan.
·
Hipertensi. Seseorang yang memiliki kasus hipertensi dapat
mengakibatkan arteriosclerosis,penyempitan pembuluh darah atau
bahkan pecahnya pembuluh darah pada otak yang memberikan gejala exudasi dan
pendarahan retina serta penyumbatan arteri atau venacentralis reina,
sehingga mengakibatkan gangguan penglihatan dari tingkat ringan sampai menjadi
buta.
·
Penyakit panas tinggi
dan kejang-kejang (stuip), radang telinga (otitis media), malaria tropicana,
yang dapat berpengaruh terhadap kondisi badan
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ada berbagai faktor yang
berkontribusi terhadap penyebab anak berkebutuhan khusus. Adapun faktor
tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Faktor
heriditer
2. Faktor
infeksi
3. Faktor
keracunan
4. Kekurangan
gizi
Sedangkan anak berkebutuhan
khusus bila ditinjau dari waktu terjadinya kelainan dapat dikelompokkan menjadi
:
1.
Pre-natal
2.
Peri-natal
3.
Pasca natal
Kelainan yang diderita anak dapat
menimbulkan berbagai dampak, baik terhadap keluarga maupun anak itu sendiri.
Dampak yang ditimbulkan adanya anak berkebutuhan khusus dapat dibagi menjadi :
1.
Dampak fisiologis
2.
Dampak psikologis
3.
Dampak sosiologis
4.
DAFTAR
PUSTAKA
Suparno. 2007. Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus. Jakarta: DEPDIKNAS
http://oneboyariyanta.blogspot.com/2013/03/faktor-faktor-penyebab-terjadinya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar