Minggu, 22 Juni 2014

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

A.  Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Briggs dalam Mulyani (2004:176) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran (message)  yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya (Sri Anitah, 2008).


Media merupakan perantara yang membantu memperjelas materi pelajaran. Media juga dipercaya dapat membantu guru dalam mempermudah serta mengatasi masalah komunikasi yang dialami oleh guru ketika mengajarkan suatu materi. Walalupun demikian, tentu posisi dan peran guru di kelas tidak dapat digantikan oleh guru karena media hanya berupa alat bantu yang memfasilitasi guru dalam pembelajaran (Jamil Suprihatiningrum, 2013:317).

Menurut Koyo K., dkk dalam Sukiman (2012:28) AECT (Association of Education and Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Adapun National Education Association (NEA) mengartikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan; dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut.

Menurut Azhar Arsyad dalam Sukiman (2012:28) media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Sementara itu, menurut Anderson dalam Sukiman (2012:28) media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para siswa.
Menurut Ronald H. Anderson dalam Sukiman (2012:28) secara umum, wajarlah bila peranan guru yang menggunakan media pembelajaran sangatlah berbeda dari peranan seorang guru “biasa” .
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif (Sukiman, 2012:29).
1.    Fungsi dan Peran Media Pembelajaran
Menurut Kemp & Dayton dalam Sukiman (2012:39) media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (a) memotivasi minat atau tindakan, (b) menyajikan informasi, dan (c) memberi instruksi.
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok peserta didik. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang (Sukiman, 2012:39).
Wina Sanjaya (2011:169-172) memberikan penjelasan bahwa secara khusus media pembelajaran memilik fungsi dan berperan untuk:
a.    Menangkap suatu peristiwa-peristiwa tertentu.
Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat di abadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video maupun audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat juga digunakan kapan saja diperlukan. Guru bisa menjelaskan proses terjadinya gerhana matahari yang langka melalui hasil rekaman video. Atau, bagaimana proses perkembangan ulat menjadi kupu-kupu, proses perkembangan bayi dalam rahim dari mulai sel telur dibuahi hingga menjadi embrio dan berkembang menjadi bayi. Demikian juga dalam pelajaran IPS guru dapat menjelaskan bagaimana terjadinya peristiwa proklamasi melalui tayangan film dan lain sebagainya.
b.    Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Misalkan untuk menyampaikan bahan pelajaran tentang sistem peredaran darah pada manusia dapat disajikan melalui film. Untuk memanipulasi keadaan, juga media pembelajaran dapat menampilkan suatu proses atau gerakan yang terlalu cepat yang sulit diikuti seperti gerakan mobil, gerakan kapal terbang, gerakan-gerakan pelari atau gerakan yang sedang beolah raga; atau sebaliknya dapat mempercepat gerakan-gerakan yang lambat, seperti gerakan pertumbuhan tanaman, perubahan warna atau zat, dan lain sebagainya.
c.    Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Sebagai contoh sebelum menjelaskan materi pelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap topik tersebut, maka guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir atau tentang kotoran limbah industri dan lain sebagainya.
Dari beberapa fungsi di atas, maka media pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut:
Pertama, media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa. Kedua, media dapat mengatasi batas ruang kelas. Dalam kondisi ini media dapat befungsi untuk:
1.    Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa ke dalam kelas.
2.    Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat oleh mata telanjang, seperti sel-sel butir darah/molekul bakteri dan sebagainya.
3.    Mempercepat gerakan suatu proses yang terlalu lambat sehingga dapat dilihat dalam waktu yang lebih cepat.
4.    Memperlambat proses gerakan yang terlalu cepat.
5.    Menyederhanakan suatu objek yang terlalu kompleks.
6.    Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat ditangkap oleh telinga.
Ketiga, media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta dengan lingkungan.
Keempat, media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.
Kelima, media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat.
Keenam, media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan baik.
Ketujuh, media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
Kedelapan, media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.
Kesembilan, media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampai yang abstrak.
1.    Ciri-ciri Media Pembelajaran
Media pembelajaran mempunyai tiga ciri, sebagai berikut.
a.    Ciri fiksatif, berarti media harus memiliki kemampuan untuk merekam, meyimpan, dan merekonstruksi objek atau kejadian. Misalnya, video tape, foto, audio tape, disket, CD, film, suatu waktu dapat dilihat kembali tanpa mengenal waktu.
b.    Ciri manipulatif, berarti media harus memiliki kemampuan dalam memanipulasi objek atau kejadian. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa hanya dalam waktu beberapa menit dengan pengambilan gambar atau rekaman fotografi. Selain dapat dipercepat dan diperlambat.
c.    Ciri distributif berarti media harus memiliki kemampuan untuk diproduksi dalam jumlah besar dan disebarluaskan.
2.      Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran miliki enam fungsi utama sebagai berikut:
1.      Fungsi atensi, menarik perhatian siswa dengan menampilkan sesuatu yang menarik dari media tersebut;
2.      Fungsi motivasi, menumbuhkan kesadaran siswa untuk lebih giat belajar;
3.      Fungsi afeksi, menumbuhkan kesadaran emosi dan sikap siswa terhadap materi pelajaran dan orang lain.
4.      Fungsi kompensatori, mengakomodasi siswa yang lemah dalam menerima dan memahami pelajaran yang disajikan secara teks atau verbal;
5.      Fungsi psikomotorik, mengakomodasi siswa untuk melakukan suatu kegiatan secara motorik;
6.      Fungsi evaluasi mampu memulai kemampuan siswa dalam merespon pembelajaran. (Jamil Suprihatiningrum, 2013:320).
Menurut Hamdani (2011:254), ada tiga ciri media yang merupakan petunjuk dari penggunaan media, yaitu:
a.       Ciri fiksatif (fixative property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan kemampuan media dalam merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.
b.      Ciri manipulasi (manipulatif property)
Ciri manipulatif, yaitu media harus mampu memanipulasi atau mengubah suatu objek. Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki cii manipulatif. Suatu kejadian yamg memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu beberapa menit menggunakan teknik pengambilan gambar time-lapse recourding.
c.       Ciri distributif (distributive property)
Ciri distributive dari media menggunakan suatu kejadian yang ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan, kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa, stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
Menurut Hamdani (2011:249), ada beberapa peran media adalah sebagai berikut:
1.      Penggunaan media pembelajaran memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang lebih efektif.
2.      Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal ini memiliki pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
3.      Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan dan isi pembelajaran. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat pada tujuan dan bahan ajar.
4.      Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai hiburan sehingga tidak diperkenankan menggunakannya hanya untuk permainan atau memancing perhatian siswa.
5.      Media pembelajaran berfungsi mempercepat poses belajar. Maksudnya disini, media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.
6.      Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
7.      Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir.

B.  Pengertian Media Pembelajaran Audiovisual
Sesuai dengan namanya, media audiovisual merupakan suatu kombinasi dari audio dan visual atau biasa disebut juga dengan media pandang dengar. Sudah barang tentu apabila Anda menggunakan media ini akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar kepada para siswa, selain itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru (Sri Anitah, 2007:6.30). Media ini merupakan media yang tidak hanya dapat dipandang atau diamati tetapi juga dapat didengar (Mulyani,  2003:186).
Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1991:46), media audiovisual memiliki kemampuan untuk mengatasi kekurangan dari media audiovisual itu sendiri. Misalnya film bingkai dan film rangkai yang dilengkapi dengan suara. Media ini menjadi lebih efektif penggunaannya bila dibandingkan dengan media pesan visual saja. Kemampuan media audiovisual akan meningkat lagi jika media audiovisual ini dilengkapi dengan karakteristik gerak. Media audiovisual dapat menyampaikan pesan-pesan yang lebih rumit, tetapi juga lebih realistis.
Media pembelajaran audio visual merujuk kepada media pembelajaran yang padanya mengandung suatu komponen (unsur) berupa visual (pemandangan/gambar/dilihat) dan audio (suara/didengar). Jadi media pembelajaran audiovisual merupakan perantara atau penyampai pesan pembelajaran yang mengandung komponen visual dan suara. Karena menggunakan lebih dari satu indera dalam pemanfaatannya, maka media audiovisual seringkali juga dimasukkan ke dalam kelompok multimedia.
Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1991:146) membedakan media audiovisual menjadi dua yaitu: (1) media audiovisual diam, dan (2) media audiovisual gerak.
a.    Media Audiovisual Diam
Menurut Arief S. Sadiman dkk (2009:55), media audiovisual diam mempunyai persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Selain itu, dalam media proyeksi diam banyak menggunakan bahan-bahan grafis.
Arief S. Sadiman dkk (2009:55) juga membagi media audiovisual diam menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:

a.    Film Bingkai
Film bingkai merupakan suatu film berukuran 35 mm, yang biasanya dibungkus menggunakan bingkai berukuran 2x2 inci terbuat dari karton, atau plastik. Selain ukuran tersebut masih ada lagi ukuran yang lebih besar, oversized slides (21/4x21/2 inci) dan lantern slide (31/4x4 inci).
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan film bingkai, yaitu sebagai berikut:
a)      Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak.
b)      Perhatian anak-anak dapat dipusatkan pada satu butir tertentu, sehingga dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.
c)      Fungsi berpikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas.
d)     Film bingkai berada di bawah kontrol guru. Disini guru bebas untuk memutarkannya. Kecepatan dan frekuensi putar dapat diatur. Karena yang diproyeksikan adalah gambar-gambar statis maka siswa dimungkinkan untuk mengamatinya secara seksama serta pemahaman terhadap pelajaran yang bersangkutan bisa optimal.
e)      Film bingkai baik untuk menyajikan berbagai bidang studi tertentu, dapat digunakan secara kelompok maupun individual, tidak pandang usia.
f)       Penyimpanannya film bingkai sangat mudah (praktis).
g)      Film bingkai dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu danindera. Peristiwa atau hal-hal yang terjadi di masa lalu atau di tempat yang jauh dapat disajikan kepada siswa. Begitu pula objek-objek kecil yang terlalu besar, berbahaya, atau terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas lewat film bingkai.
h)      Program film bingkai bersuara dapat menjadi media yang sangat efektif bila dibandingkan dengan media cetak yang berisi gambar yang sama (walaupun gambar cetak tersebut disusun dalam urutan yang sama disertai narasi yang sama pula).
i)        Program film bingkai bersuara mudah direvisi/diperbaiki, baik visual maupun audionya. Dari segi visual, hal ini dapat dilakukan karena tiap gambar terpisah dalam bingkai-bingkai tersendiri.
j)        Film bingkai adalah media yang relatif sederhana/mudah, baik cara membuatnya maupun cara menggunakannya, dibandingkan dengan media TV atau film.
k)      Program dibuat dalam waktu singkat. Lama waktu yang diperlukan tergantung pada waktu untuk melakukan hal-hal berikut.
1.      Merencanakan produksi/menulis naskah (1 minggu, 1 hari, 1 jam);
2.      Menggambar grafis (1 hari, 1 jam);
3.      Memotret;
4.      Memproses film;
5.      Memberi bingkai;
6.      Merekam narasi.

b.    Film Rangkai
Berbeda dengan film bingkai, alam media ini gambar (frame) pada film rangkai berurutan menjadi suatu kesatuan. Ukuran filmnya sama dengan film bingkai, yaitu 35 mm. Jumlah gambar satu rol film rangkai antara 50 sampai dengan 75 gambar dengan panjang lebih kurang 80 sampai dengan 130 cm, tergantung pada isi film itu. Film rangkai memiliki dua ukuran gambar yaitu gambar tunggal (single frame) (dengan ukuran ¾ incix1 inci) dan gambar ganda (double frame) (dewasa 11/2 incix1 inci).
c.    Transparansi
Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1991:34), transparansi biasa juga disebut ovehead transparancy (OHT) yaitu media visual yang dibuat di atas bahan transparan. Transparansi memerlukan proyektor untuk memproyesikan pesan yang akan disampaikan. Proyektor yang digunakan yaitu overhead proyektor (OHP). OHP merupakan sebuah alat yang dirancang untuk dapat memproyeksikan transparani ke arah layar lewat atas maupun samping kepala orang yang menggunakannya.
Penggunaan OHT dan OHP mempunyai beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut:
1.      Dapat digunakan di ruang biasa, tidak perlu ruang gelap.
2.      Sambil mengajar guru dapat berhadapan dengan siswa.
3.      Teknik penyajian bervariasi.
4.      Dapat digunakan berulang-ulang, dan
5.      Mudah dikontrol.
Kelemahan OHT dan OHP yaitu sebagai berikut:
1.    OHP dimanfaatkan sebagai pengganti papan tulis.
2.    Perlu persiapan yang baik.
3.    OHP masih merupakan barang-barang mahal bagi kebanyakan sekolah.
b.   Media Audiovisual Gerak
Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1991:46) membagi media audiovisual diam menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:
a.    Film
Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses, belajar mengajar.  Ada tiga macam ukuran film yaitu 8 mm, 16 mm dan 35 mm.
Jenis pertama biasanya untuk keluarga, tipe 16 mm tepat untuk dipakai di sekolah sedang yang terakhir biasanya untuk komersial.
Sebagai suatu media, film memiliki keunggulan-keunggulan berikut ini:
1.      Film merupakan sutau denominator belajar yang umum.
2.      Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
3.      Film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-kejadian sejarah yang lampau.
4.      Film dapat menggembara dengan lincahnya dari suatu negara ke negara yang lain, horizon menjadi amat lebar, dunia luar dapat dibawa masuk kelas.
5.      Film dapat menyajikan baik teori maupun praktik dari yang bersifat umum ke khusus atau seblaiknya.
6.      Film dapat menggunakan seorang ahli dan memperdengarkan suaranya di kelas.
7.      Film dapat menggunakan teknik-teknik seperti warna, gerak lambat, animasi, dan sebagainya untuk menampilkan butir-butir tertentu.
8.      Film memikat perhatian anak.
9.      Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan sebagainya, sesuai dengan kebutuhan. Hal-hal yang abstrak menjadi jelas.
10.  Film bisa mengatasi keterbatasan daya indera kita (penglihatan).
11.  Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak.

b.    Televisi (TV)
Selain film, televisi merupakan media yang menyampaikan beberapa pesan pembelajaran secara audiovisual disertai unsur gerak.
Televisi memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:
1.      TV dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua bentuk media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai;
2.      TV merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah mereka;
3.      TV dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton. Seperti halnya film, TV juga menyajikan informasi yang bersifat verbal dan lisan secara simultan;
4.      TV mempunyai realitas dari film tapi juga memiliki kelebihan yang lain seperti objek yang baru saja ditangkap kamera dapat segera dipecontohkan.
5.      Bersifat langsung dan nyata. Dengan TV siswa bisa mengetahui kejadian-kejadian mutakhir, mereka bisa mengadakan kontak dengan orang-orang besar/tekenal dibidangnya, melihat dan mendengarkan mereka berbicara.
6.      Horizon kelas dapat diperlebar dengan TV. Batas ruang dan waktu dapat diatasi.
7.      Hampir setiap mata pelajaran bisa di TV-kan.
8.      TV dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal mengajar.
Beberapa kelemahan/keterbatasan TV antara lain;
1.        Harga pesawat TV relatif murah.
2.        Sifat komunikasinya hanya satu arah.
3.        Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan.
4.        Program di luar kontrol guru, dan
5.        Besarnya gambar di layar relatif kecil dibanding dengan film, sehingga siswa yang dapat memanfaatkan terbatas.
c.    Video
Video sebagai media audiovisual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif.. sebagian besar tugas film bisa digantikan oleh video. Namun tidak berarti bahwa video akan menggantikan posisi film. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Kelebihan dari video yaitu sebagai berikut:
1.      Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dan rangsangan luar lainnya.
2.      Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dai ahli-ahli/spesialis.
3.      Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya.
4.      Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.
5.      Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak atau objek yang berbahaya seperti harimau.
6.      Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar.
7.      Gambar proyeksi biasa di-“beku”-kan untuk diamati dengan seksama.
8.      Pada waktu penyajian, ruangan tidak perlu digelapkan.

C.  Dampak Penggunaan Media Audiovisual bagi Siswa Sekolah Dasar
Media audiovisual memiliki manfaat di ranah pendidikan. Manfaat media tersebut yakni dapat mempengaruhi faktor internal dan eksternal yang dialami oleh peserta didik. Media tersebut dikatakan bermanfaat karena memiliki dampak positif terhadap dunia pendidikan karena menjadikan siswa lebih berkonsentrasi dan mudah untuk memahami apa yang disampaikan oleh peserta didik. Media audiovisual pun membantu pendidik untuk mengonkritkan sesuatu yang abstrak, sebagi contoh : guru bahasa Indonesia sedang mengajarkan siswa untuk membuat puisi mengenai hutan yang penuh akan suara burung yang merdu. Dari contoh tersebut, dengan adanya media audiovisual siswa akan terangsang imajinasinya dan kreatifitasnya untuk membuat sebuah karya yaitu puisi.
1.    Dampak Positif
a.    Membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang benar
b.    Mendorong minat
c.    Meningkatkan pengertian yang lebih baik
d.   Melengkapi sumber belajar yang lain
e.    Menambah variasi metode mengajar
f.     Menghemat waktu
g.    Meningkatkan keingintahuan intelektual
h.    Cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu;
i.      Membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama
j.      Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu diluar pengalaman biasa.
2.    Dampak Negatif
a.    Siswa akan ketergantungan dengan media audio visual, sehingga membuat siswa malas untuk berimajinasi.
b.    Bagi siswa yang lambat untuk menangkap, akan sulit baginya jika ditampilkan sebuah video terlalu cepat.

D.  Cara Menggunakan Media Pembelajaran Audiiovisual bagi Siswa Sekolah dasar
Dalam pengaplikasian media audiovisual ada hal-hal yang harus dipersiapkan misalnya; guru harus mengetahui cara pengoperasian media tersebut, guru harus terlebih dahulu tahu konten alat bantu yang akan digunakan, dan yang pasti harus sesuai dengan indikator pencapaian yang akan dicapai. Berikut akan dijelaskan saran-saran untuk menggunakan media audio visual dalam pembelajaran agar dapat berfungsi secara optimal:
1.    Bahan yang disajikan harus mengarah langsung pada masalah yang dibicarakan oleh kelompok, dalam artian harus terarah.
2.    Bahan seyogyanya hanya disajikan pada waktu yang tepat sehingga tidak menyebabkan terputusnya kelangsungan berpikir.
3.    Pimpinan sebaiknya mengetahui bagaimana menjalankan alat bantu.
4.    Alat bantu sebaiknya mengajarkan sesuatu, tidak sekedar menayangkan sesuatu.
5.    Partisipasi pelajar sangat diharapkan dalam situasi ketika alat bantu audiovisual digunakan.
6.    Rencana mutlak diperlukan untuk membuat bahan yang disajikan dengan alat bantu lebih efektif.
7.    Beberapa alat bantu sebaiknya digunakan.
8.    Alat bantu audiovisual sebaiknya digunakan secara hati-hati dan disimpan dengan baik
Nana Sudjana dalam Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno (2007:68-69) mengemukakan prinsip-prinsip pemilihan media, yaiu sebagai berikut:
1.    Menentukan jenis media dengan tepat. Artinya, sebaiknya gurru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan.
2.    Menetapkan atau mempertimbangkan subyek dengan tepat. Artinya, perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik.
3.    Menyajikan media dengan tepat. Artinya teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode waktu dan sarana.

4.    Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap saat menggunakan media pengajaran, tanpa kepentingan yang jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar