A.
Pengertian
Media Pembelajaran
Menurut Briggs dalam Mulyani (2004:176)
media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. buku, film,
kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.
Media adalah sebuah alat yang mempunyai
fungsi menyampaikan pesan. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara
pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Media pembelajaran adalah sebuah alat
yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Media
pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan
pembelajaran (message) yang disampaikan oleh sumber pesan (guru)
kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat
diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya (Sri Anitah, 2008).
Media merupakan
perantara yang membantu memperjelas materi pelajaran. Media juga dipercaya
dapat membantu guru dalam mempermudah serta mengatasi masalah komunikasi yang
dialami oleh guru ketika mengajarkan suatu materi. Walalupun demikian, tentu
posisi dan peran guru di kelas tidak dapat digantikan oleh guru karena media
hanya berupa alat bantu yang memfasilitasi guru dalam pembelajaran (Jamil
Suprihatiningrum, 2013:317).
Menurut Koyo K.,
dkk dalam Sukiman (2012:28) AECT (Association
of Education and Communication Technology) memberi batasan tentang media
sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Adapun National Education
Association (NEA) mengartikan
media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan; dilihat, didengar,
dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan
tersebut.
Menurut
Azhar Arsyad dalam Sukiman (2012:28) media adalah alat yang menyampaikan atau
mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Sementara itu, menurut Anderson dalam Sukiman
(2012:28) media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya
hubungan langsung antara karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para
siswa.
Menurut
Ronald H. Anderson dalam Sukiman (2012:28) secara umum, wajarlah bila peranan
guru yang menggunakan media pembelajaran sangatlah berbeda dari peranan seorang
guru “biasa” .
Berdasarkan
berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar
terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif (Sukiman,
2012:29).
1.
Fungsi
dan Peran Media Pembelajaran
Menurut Kemp & Dayton dalam Sukiman (2012:39)
media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan
untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu
(a) memotivasi minat atau tindakan, (b) menyajikan informasi, dan (c) memberi
instruksi.
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat
direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Untuk tujuan informasi, media
pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan
sekelompok peserta didik. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum,
berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang
(Sukiman, 2012:39).
Wina Sanjaya (2011:169-172) memberikan penjelasan
bahwa secara khusus media pembelajaran memilik fungsi dan berperan untuk:
a. Menangkap
suatu peristiwa-peristiwa tertentu.
Peristiwa-peristiwa
penting atau objek yang langka dapat di abadikan dengan foto, film, atau
direkam melalui video maupun audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan
dapat juga digunakan kapan saja diperlukan. Guru bisa menjelaskan proses
terjadinya gerhana matahari yang langka melalui hasil rekaman video. Atau,
bagaimana proses perkembangan ulat menjadi kupu-kupu, proses perkembangan bayi
dalam rahim dari mulai sel telur dibuahi hingga menjadi embrio dan berkembang
menjadi bayi. Demikian juga dalam pelajaran IPS guru dapat menjelaskan
bagaimana terjadinya peristiwa proklamasi melalui tayangan film dan lain
sebagainya.
b. Memanipulasi
keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.
Melalui
media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak
menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme.
Misalkan untuk menyampaikan bahan pelajaran tentang sistem peredaran darah pada
manusia dapat disajikan melalui film. Untuk memanipulasi keadaan, juga media
pembelajaran dapat menampilkan suatu proses atau gerakan yang terlalu cepat
yang sulit diikuti seperti gerakan mobil, gerakan kapal terbang,
gerakan-gerakan pelari atau gerakan yang sedang beolah raga; atau sebaliknya
dapat mempercepat gerakan-gerakan yang lambat, seperti gerakan pertumbuhan
tanaman, perubahan warna atau zat, dan lain sebagainya.
c. Menambah
gairah dan motivasi belajar siswa.
Penggunaan
media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap
materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Sebagai contoh sebelum menjelaskan
materi pelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap
topik tersebut, maka guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir atau
tentang kotoran limbah industri dan lain sebagainya.
Dari
beberapa fungsi di atas, maka media pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai
berikut:
Pertama,
media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa. Kedua, media dapat mengatasi batas ruang
kelas. Dalam kondisi ini media dapat befungsi untuk:
1. Menampilkan
objek yang terlalu besar untuk dibawa ke dalam kelas.
2. Memperbesar
serta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat oleh mata
telanjang, seperti sel-sel butir darah/molekul bakteri dan sebagainya.
3. Mempercepat
gerakan suatu proses yang terlalu lambat sehingga dapat dilihat dalam waktu
yang lebih cepat.
4. Memperlambat
proses gerakan yang terlalu cepat.
5. Menyederhanakan
suatu objek yang terlalu kompleks.
6. Memperjelas
bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat ditangkap oleh telinga.
Ketiga,
media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta dengan
lingkungan.
Keempat, media
dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.
Kelima, media
dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat.
Keenam, media
dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan baik.
Ketujuh, media
dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
Kedelapan, media
dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.
Kesembilan, media
dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampai
yang abstrak.
1.
Ciri-ciri
Media Pembelajaran
Media pembelajaran mempunyai tiga
ciri, sebagai berikut.
a. Ciri
fiksatif, berarti media harus memiliki kemampuan untuk merekam, meyimpan, dan
merekonstruksi objek atau kejadian. Misalnya, video tape, foto, audio tape,
disket, CD, film, suatu waktu dapat dilihat kembali tanpa mengenal waktu.
b. Ciri
manipulatif, berarti media harus memiliki kemampuan dalam memanipulasi objek
atau kejadian. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada
siswa hanya dalam waktu beberapa menit dengan pengambilan gambar atau rekaman
fotografi. Selain dapat dipercepat dan diperlambat.
c. Ciri
distributif berarti media harus memiliki kemampuan untuk diproduksi dalam
jumlah besar dan disebarluaskan.
2.
Fungsi
Media Pembelajaran
Media pembelajaran miliki enam fungsi utama sebagai
berikut:
1. Fungsi
atensi, menarik perhatian siswa dengan menampilkan sesuatu yang menarik dari
media tersebut;
2. Fungsi
motivasi, menumbuhkan kesadaran siswa untuk lebih giat belajar;
3. Fungsi
afeksi, menumbuhkan kesadaran emosi dan sikap siswa terhadap materi pelajaran
dan orang lain.
4. Fungsi
kompensatori, mengakomodasi siswa yang lemah dalam menerima dan memahami
pelajaran yang disajikan secara teks atau verbal;
5. Fungsi
psikomotorik, mengakomodasi siswa untuk melakukan suatu kegiatan secara
motorik;
6. Fungsi
evaluasi mampu memulai kemampuan siswa dalam merespon pembelajaran. (Jamil
Suprihatiningrum, 2013:320).
Menurut Hamdani
(2011:254), ada tiga ciri media yang merupakan petunjuk dari penggunaan media,
yaitu:
a. Ciri
fiksatif (fixative property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan
kemampuan media dalam merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi
suatu peristiwa atau objek.
b. Ciri
manipulasi (manipulatif property)
Ciri manipulatif, yaitu media harus
mampu memanipulasi atau mengubah suatu objek. Transformasi suatu kejadian atau
objek dimungkinkan karena media memiliki cii manipulatif. Suatu kejadian yamg
memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu beberapa
menit menggunakan teknik pengambilan gambar time-lapse
recourding.
c. Ciri
distributif (distributive property)
Ciri distributive dari media
menggunakan suatu kejadian yang ditransformasikan melalui ruang, dan secara
bersamaan, kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa, stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
Menurut
Hamdani (2011:249), ada beberapa peran media adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan
media pembelajaran memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang lebih efektif.
2. Media
pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran.
Hal ini memiliki pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu
komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
3. Media
pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan dan isi
pembelajaran. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam
pembelajaran harus selalu melihat pada tujuan dan bahan ajar.
4. Media
pembelajaran bukan berfungsi sebagai hiburan sehingga tidak diperkenankan
menggunakannya hanya untuk permainan atau memancing perhatian siswa.
5. Media
pembelajaran berfungsi mempercepat poses belajar. Maksudnya disini, media
pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih
cepat.
6. Media
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
7. Media
pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir.
B. Pengertian Media Pembelajaran
Audiovisual
Sesuai
dengan namanya, media audiovisual merupakan suatu kombinasi dari audio dan
visual atau biasa disebut juga dengan media pandang dengar. Sudah barang tentu
apabila Anda menggunakan media ini akan semakin lengkap dan optimal penyajian
bahan ajar kepada para siswa, selain itu media ini dalam batas-batas tertentu
dapat juga menggantikan peran dan tugas guru (Sri Anitah, 2007:6.30). Media ini
merupakan media yang tidak hanya dapat dipandang atau diamati tetapi juga dapat
didengar (Mulyani, 2003:186).
Menurut
Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1991:46), media audiovisual memiliki kemampuan
untuk mengatasi kekurangan dari media audiovisual itu sendiri. Misalnya film
bingkai dan film rangkai yang dilengkapi dengan suara. Media ini menjadi lebih
efektif penggunaannya bila dibandingkan dengan media pesan visual saja.
Kemampuan media audiovisual akan meningkat lagi jika media audiovisual ini
dilengkapi dengan karakteristik gerak. Media audiovisual dapat menyampaikan
pesan-pesan yang lebih rumit, tetapi juga lebih realistis.
Media pembelajaran audio
visual merujuk kepada media pembelajaran yang padanya mengandung suatu komponen
(unsur) berupa visual (pemandangan/gambar/dilihat) dan audio (suara/didengar).
Jadi media pembelajaran audiovisual merupakan perantara atau penyampai pesan
pembelajaran yang mengandung komponen visual dan suara. Karena menggunakan
lebih dari satu indera dalam pemanfaatannya, maka media audiovisual seringkali juga
dimasukkan ke dalam kelompok multimedia.
Basuki
Wibawa dan Farida Mukti (1991:146) membedakan media audiovisual menjadi dua
yaitu: (1) media audiovisual diam, dan (2) media audiovisual gerak.
a.
Media
Audiovisual Diam
Menurut
Arief S. Sadiman dkk (2009:55), media audiovisual diam mempunyai persamaan
dengan media grafik dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Selain
itu, dalam media proyeksi diam banyak menggunakan bahan-bahan grafis.
Arief
S. Sadiman dkk (2009:55) juga membagi media audiovisual diam menjadi beberapa
bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Film
Bingkai
Film bingkai merupakan suatu film
berukuran 35 mm, yang biasanya dibungkus menggunakan bingkai berukuran 2x2 inci
terbuat dari karton, atau plastik. Selain ukuran tersebut masih ada lagi ukuran
yang lebih besar, oversized slides
(21/4x21/2 inci) dan lantern slide
(31/4x4 inci).
Ada beberapa keuntungan dari
penggunaan film bingkai, yaitu sebagai berikut:
a) Materi
pelajaran yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak.
b) Perhatian
anak-anak dapat dipusatkan pada satu butir tertentu, sehingga dapat
menghasilkan keseragaman pengamatan.
c) Fungsi
berpikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas.
d) Film
bingkai berada di bawah kontrol guru. Disini guru bebas untuk memutarkannya.
Kecepatan dan frekuensi putar dapat diatur. Karena yang diproyeksikan adalah
gambar-gambar statis maka siswa dimungkinkan untuk mengamatinya secara seksama
serta pemahaman terhadap pelajaran yang bersangkutan bisa optimal.
e) Film
bingkai baik untuk menyajikan berbagai bidang studi tertentu, dapat digunakan
secara kelompok maupun individual, tidak pandang usia.
f) Penyimpanannya
film bingkai sangat mudah (praktis).
g) Film
bingkai dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu danindera. Peristiwa atau
hal-hal yang terjadi di masa lalu atau di tempat yang jauh dapat disajikan
kepada siswa. Begitu pula objek-objek kecil yang terlalu besar, berbahaya, atau
terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas
lewat film bingkai.
h) Program
film bingkai bersuara dapat menjadi media yang sangat efektif bila dibandingkan
dengan media cetak yang berisi gambar yang sama (walaupun gambar cetak tersebut
disusun dalam urutan yang sama disertai narasi yang sama pula).
i)
Program film bingkai bersuara mudah
direvisi/diperbaiki, baik visual maupun audionya. Dari segi visual, hal ini
dapat dilakukan karena tiap gambar terpisah dalam bingkai-bingkai tersendiri.
j)
Film bingkai adalah media yang relatif
sederhana/mudah, baik cara membuatnya maupun cara menggunakannya, dibandingkan
dengan media TV atau film.
k) Program
dibuat dalam waktu singkat. Lama waktu yang diperlukan tergantung pada waktu
untuk melakukan hal-hal berikut.
1. Merencanakan
produksi/menulis naskah (1 minggu, 1 hari, 1 jam);
2. Menggambar
grafis (1 hari, 1 jam);
3. Memotret;
4. Memproses
film;
5. Memberi
bingkai;
6. Merekam
narasi.
b. Film
Rangkai
Berbeda dengan film bingkai, alam
media ini gambar (frame) pada film rangkai berurutan menjadi suatu kesatuan.
Ukuran filmnya sama dengan film bingkai, yaitu 35 mm. Jumlah gambar satu rol
film rangkai antara 50 sampai dengan 75 gambar dengan panjang lebih kurang 80
sampai dengan 130 cm, tergantung pada isi film itu. Film rangkai memiliki dua
ukuran gambar yaitu gambar tunggal (single frame) (dengan ukuran ¾
incix1 inci) dan gambar ganda (double frame) (dewasa 11/2 incix1 inci).
c. Transparansi
Menurut Basuki Wibawa dan Farida
Mukti (1991:34), transparansi biasa juga disebut ovehead transparancy (OHT) yaitu media visual yang dibuat di atas
bahan transparan. Transparansi memerlukan proyektor untuk memproyesikan pesan
yang akan disampaikan. Proyektor yang digunakan yaitu overhead proyektor (OHP).
OHP merupakan sebuah alat yang dirancang untuk dapat memproyeksikan transparani
ke arah layar lewat atas maupun samping kepala orang yang menggunakannya.
Penggunaan OHT dan OHP mempunyai
beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut:
1. Dapat
digunakan di ruang biasa, tidak perlu ruang gelap.
2. Sambil
mengajar guru dapat berhadapan dengan siswa.
3. Teknik
penyajian bervariasi.
4. Dapat
digunakan berulang-ulang, dan
5. Mudah
dikontrol.
Kelemahan OHT dan OHP yaitu sebagai
berikut:
1. OHP
dimanfaatkan sebagai pengganti papan tulis.
2. Perlu
persiapan yang baik.
3. OHP
masih merupakan barang-barang mahal bagi kebanyakan sekolah.
b.
Media
Audiovisual Gerak
Basuki
Wibawa dan Farida Mukti (1991:46) membagi media audiovisual diam menjadi
beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:
a.
Film
Film merupakan media yang amat
besar kemampuannya dalam membantu proses, belajar mengajar. Ada tiga macam ukuran film yaitu 8 mm, 16 mm
dan 35 mm.
Jenis pertama biasanya untuk
keluarga, tipe 16 mm tepat untuk dipakai di sekolah sedang yang terakhir
biasanya untuk komersial.
Sebagai suatu media, film memiliki
keunggulan-keunggulan berikut ini:
1. Film
merupakan sutau denominator belajar yang umum.
2. Film
sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
3. Film
dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-kejadian
sejarah yang lampau.
4. Film
dapat menggembara dengan lincahnya dari suatu negara ke negara yang lain,
horizon menjadi amat lebar, dunia luar dapat dibawa masuk kelas.
5. Film
dapat menyajikan baik teori maupun praktik dari yang bersifat umum ke khusus
atau seblaiknya.
6. Film
dapat menggunakan seorang ahli dan memperdengarkan suaranya di kelas.
7. Film
dapat menggunakan teknik-teknik seperti warna, gerak lambat, animasi, dan
sebagainya untuk menampilkan butir-butir tertentu.
8. Film
memikat perhatian anak.
9. Film
lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan sebagainya, sesuai dengan
kebutuhan. Hal-hal yang abstrak menjadi jelas.
10. Film
bisa mengatasi keterbatasan daya indera kita (penglihatan).
11. Film
dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak.
b.
Televisi (TV)
Selain
film, televisi merupakan media yang menyampaikan beberapa pesan pembelajaran
secara audiovisual disertai unsur gerak.
Televisi
memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:
1.
TV dapat
menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua bentuk media yang lain,
menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai;
2.
TV merupakan
medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena
mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah mereka;
3.
TV dapat
memikat perhatian sepenuhnya dari penonton. Seperti halnya film, TV juga
menyajikan informasi yang bersifat verbal dan lisan secara simultan;
4.
TV mempunyai
realitas dari film tapi juga memiliki kelebihan yang lain seperti objek yang
baru saja ditangkap kamera dapat segera dipecontohkan.
5.
Bersifat
langsung dan nyata. Dengan TV siswa bisa mengetahui kejadian-kejadian mutakhir,
mereka bisa mengadakan kontak dengan orang-orang besar/tekenal dibidangnya,
melihat dan mendengarkan mereka berbicara.
6.
Horizon kelas
dapat diperlebar dengan TV. Batas ruang dan waktu dapat diatasi.
7.
Hampir setiap
mata pelajaran bisa di TV-kan.
8.
TV dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal mengajar.
Beberapa
kelemahan/keterbatasan TV antara lain;
1.
Harga pesawat
TV relatif murah.
2.
Sifat
komunikasinya hanya satu arah.
3.
Jika akan
dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali
sulit disesuaikan.
4.
Program di
luar kontrol guru, dan
5.
Besarnya
gambar di layar relatif kecil dibanding dengan film, sehingga siswa yang dapat
memanfaatkan terbatas.
c.
Video
Video
sebagai media audiovisual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer
dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif..
sebagian besar tugas film bisa digantikan oleh video. Namun tidak berarti bahwa
video akan menggantikan posisi film. Masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangannya sendiri. Kelebihan dari video yaitu sebagai berikut:
1.
Dapat menarik
perhatian untuk periode-periode yang singkat dan rangsangan luar lainnya.
2.
Dengan alat
perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dai
ahli-ahli/spesialis.
3.
Demonstrasi
yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu
mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya.
4.
Menghemat
waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.
5.
Kamera TV
bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak atau objek yang berbahaya
seperti harimau.
6.
Keras lemah
suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang
akan didengar.
7.
Gambar
proyeksi biasa di-“beku”-kan untuk diamati dengan seksama.
8.
Pada waktu
penyajian, ruangan tidak perlu digelapkan.
C. Dampak Penggunaan Media Audiovisual bagi Siswa Sekolah Dasar
Media audiovisual
memiliki manfaat di ranah pendidikan. Manfaat media tersebut yakni dapat
mempengaruhi faktor internal dan eksternal yang dialami oleh peserta didik.
Media tersebut dikatakan bermanfaat karena memiliki dampak positif terhadap dunia pendidikan karena
menjadikan siswa lebih berkonsentrasi dan mudah untuk memahami apa yang
disampaikan oleh peserta didik. Media audiovisual pun membantu pendidik untuk
mengonkritkan sesuatu yang abstrak, sebagi contoh : guru bahasa Indonesia
sedang mengajarkan siswa untuk membuat puisi mengenai hutan yang penuh akan
suara burung yang merdu. Dari contoh tersebut, dengan adanya media audiovisual
siswa akan terangsang imajinasinya dan kreatifitasnya untuk membuat sebuah
karya yaitu puisi.
1. Dampak Positif
a. Membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang benar
b. Mendorong minat
c. Meningkatkan pengertian yang lebih baik
d. Melengkapi sumber belajar yang lain
e. Menambah variasi metode mengajar
f. Menghemat waktu
g. Meningkatkan keingintahuan intelektual
h. Cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu;
i. Membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama
j. Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu diluar pengalaman biasa.
2.
Dampak
Negatif
a.
Siswa akan
ketergantungan dengan media audio visual, sehingga membuat siswa malas untuk
berimajinasi.
b.
Bagi
siswa yang lambat untuk menangkap, akan sulit baginya jika ditampilkan sebuah
video terlalu cepat.
D. Cara
Menggunakan Media Pembelajaran Audiiovisual bagi Siswa Sekolah dasar
Dalam pengaplikasian media audiovisual ada hal-hal yang harus dipersiapkan
misalnya; guru harus mengetahui cara pengoperasian media tersebut, guru harus
terlebih dahulu tahu konten alat bantu yang akan digunakan, dan yang pasti
harus sesuai dengan indikator pencapaian yang akan dicapai. Berikut akan
dijelaskan saran-saran untuk menggunakan media audio visual dalam pembelajaran
agar dapat berfungsi secara optimal:
1.
Bahan yang disajikan harus mengarah langsung
pada masalah yang dibicarakan oleh kelompok, dalam artian harus terarah.
2. Bahan seyogyanya hanya disajikan pada waktu yang tepat sehingga tidak
menyebabkan terputusnya kelangsungan berpikir.
3. Pimpinan sebaiknya mengetahui bagaimana menjalankan alat bantu.
4. Alat bantu sebaiknya mengajarkan sesuatu, tidak sekedar menayangkan
sesuatu.
5. Partisipasi pelajar sangat diharapkan dalam situasi ketika alat bantu audiovisual
digunakan.
6. Rencana mutlak diperlukan untuk membuat bahan yang disajikan dengan alat
bantu lebih efektif.
7. Beberapa alat bantu sebaiknya digunakan.
8. Alat bantu audiovisual sebaiknya digunakan secara hati-hati dan disimpan
dengan baik
Nana Sudjana dalam Pupuh Fathurrohman
dan M. Sobry Sutikno (2007:68-69) mengemukakan prinsip-prinsip pemilihan media,
yaiu sebagai berikut:
1.
Menentukan jenis media dengan tepat. Artinya, sebaiknya gurru memilih
terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran
yang diajarkan.
2.
Menetapkan atau mempertimbangkan subyek dengan tepat. Artinya, perlu
diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat
kematangan/kemampuan anak didik.
3.
Menyajikan media dengan tepat. Artinya teknik dan metode penggunaan media
dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode waktu dan sarana.
4.
Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang
tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media
digunakan. Tentu tidak setiap saat menggunakan media pengajaran, tanpa
kepentingan yang jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar